MATERI KE-2
Jenis dan fungsi komponen-komponen mekanik mesin industri
Poros
Definisi Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.Fungsi Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda keran pemutar gerobak.Macam - Macam Poros Berdasarkan Pembebanannya
1. Poros Transmisi (Transmission Shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll.2. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur.3. Poros Spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Merencanakan Poros
1. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya: kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada porostersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.3. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.4. Material Poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel.PEGAS
Pegas
adalah elemen mesin flexibel yang digunakan untuk
memberikan gaya, torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan energi.
Energi disimpan pada benda padat dalam bentuk
twist, stretch, atau kompresi. Energi di-recover dari sifat elastis material yang
telah terdistorsi. Pegas haruslah memiliki kemampuan untuk mengalami defleksi
elastis yang besar. Beban yang bekerja pada pegas dapat berbentuk gaya tarik,
gaya tekan, atau torsi (twist force). Pegas umumnya beroperasi dengan ‘high working stresses’ dan beban yang
bervariasi secara terus menerus. Beberapa contoh spesifik aplikasi pegas
adalah sebagai berikut:
1. Untuk
menyimpan dan mengembalikan energi potensial, seperti misalnya pada ‘gun recoil
mechanism’
2. Untuk
memberikan gaya dengan nilai tertentu, seperti misalnya pada relief valve
3. Untuk
meredam getaran dan beban kejut, seperti pada auto mobil
4. Untuk
indikator/kontrol beban, contohnya pada timbangan
5. Untuk
mengembalikan komponen pada posisi semula, contonya pada ‘brake pedal’
B.
Klasifikasi Pegas
Pegas dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis fungsi dan beban yang bekerja yaitu pegas tarik, pegas tekan,
pegas torsi, dan pegas penyimpan energi. Tetapi klasifikasi yang lebih umum
adalah diberdasarkan bentuk fisiknya. Klasifikasi berdasarkan bentuk fisik
adalah :
1.
Wire
form spring (helical compression, helical tension, helical torsion, custom form)
2.
Spring
washers (curved, wave, finger, belleville)
3.
Flat
spring (cantilever, simply supported beam)
4.
Flat
wound spring (motor spring, volute, constant force spring)
Pegas ‘helical compression’ dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi.
Gambar 10.1(a) menunjukkan beberapa bentuk pegas helix tekan. Bentuk yang
standar 10-2 memiliki diameter coil, pitch, dan spring rate yang konstan. Picth
dapat dibuat bervariasi sehingga spring rate-nya juga bervariasi. Penampang
kawat umumnya bulat, tetapi juga ada yang berpenampang segi empat. Pegas konis
biasanya memiliki spring rate yang non-linear, meningkat jika defleksi
bertambah besar. Hal ini disebabkan bagian diametercoil yang kecil memiliki tahanan
yang lebih besar terhadap defleksi, dan coil yang lebih besar akan terdefleksi
lebih dulu. Kelebihan pegas konis adalah dalam hal tinggi pegas, dimana
tingginya dapat dibuat hanya sebesar diameter kawat. Bentuk barrel dan hourglass terutama digunakan untuk
mengubah frekuensi pribadi pegas standar.
Pegas helix
tarik perlu memiliki pengait (hook) pada setiap ujungnya sebagai tempat untuk
pemasangan beban. Bagian hook akan mengalami tegangan yang relatif lebih besar
dibandingkan bagian coil, sehingga kegagalan umumnya terjadi pada bagian ini.
Kegagalan pada bagian hook ini sangat berbahaya karena segala sesuatu yang
ditahan pegas akan terlepas. Salah satu metoda untuk mengatasi kegagalan hook
adalah dengan menggunakan pegas tekan untuk menahan beban tarik seperti
ditunjukkan pada gambar 10.1(c). Pegas wire form juga dapat untuk memberikan/menahan beban torsi
seperti pada gambar 10.1(d). Pegas tipe ini banyak digunakan pada mekanisme
‘garage door counter balance’, alat penangkap tikus, dan lain-lain.
Spring washer
dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi, tetapi lima tipe yang banyak
digunakan ditunjukkan pada gambar 10.2(a). Spring washer hanya mampu
menyediakan beban tekan aksial. Pegas jenis ini memiliki defleksi yang relatif
kecil, dan mampu memberikan beban yang ringan.
Volute spring, seperti pada gambar 10.2(b) mampu memberikan beban tekan
tetapi ada gesekan dan histerisis yang cukup signifikan.
Beam spring dapat memiliki bentuk yang bevariasi,
dengan menggunakan prinsip kantilever atau simply supported. Spring rate
dapat dikontrol dari bentuk dan panjang beam. Pegas beam mampu memberikan atau
menahan beban yang relatif besar, tetapi dengan defleksi yang terbatas.
Power spring seperti ditunjukkan pada gambar 10.2(d)
sering juga disebut pegas motor atau clock
spring. Fungsi utamanya adalah menyimpan energi dan menyediakan twist.
Contoh aplikasinya adalah pada windup clock, mainan anak-anak. Tipe yang
kedua disebut dengan constant force spring. Kelebihan pegas ini adalah
defleksinya atau stroke yang sangat besar dengan gaya tarik yang hampir
konstan.
MUR DAN BAUT
Baut dan mur digunakan untuk mengencangkan part-part di berbagai macam area kendaraan. Terdapat berbagai macam tipe baut dan mur tergantung pada penggunaannya. Adalah penting untuk mengetahuinya agar dapat melakukan perawatan dengan benar
Baut memiliki nama-nama yang berbeda untuk mengidentifikasikan ukuran dan kekuatannya. Baut-baut yang digunakan pada kendaraan dipilih menurut kekuatan dan ukurannya yang dibutuhkan oleh masing-masing area tersebut. Oleh karena itu, mengetahui nama-nama baut adalah salah satu dasar pelaksanaan perawatan.
Spesifikasi Pengerasan Baut
Baut-baut dikencangkan dengan kunci
momen ke momen spesifikasi yang tertera pada buku pedoman reparasi.
Adapun metode pengencangan yang dapat
dilakukan diantaranya:
1. Gunakan kunci momen, kencangkan sebuah baut atau mur
ke 15 Nm (150 kgf cm)
2. Gunakan kunci boxe
end (offset), kencangkan kembali
dengan cara yang serupa.
Tipe-Tipe Baut- Baut Kepala Heksagonal
- Tipe Washer
- Baut U
- Baut tanam
Untuk mengencangkan baut tanam,
pasang dua mur pada baut tanam dan kencangkan bersama-sama. Lalu putar untuk
mengencangkan atau mengendorkan baut tanam. Teknik ini disebut sebagai “mur
ganda”.
Dengan teknik ini, pengencangan dan
penguncian ke dua mur terhadap satu dan yang lainnya memungkinkan mur untuk
melaksanakan fungsi kepala baut dari baut biasa. Adapun metodenya adalah
sebagai berikut:
- Untuk memasang baut tanam, putar bagian atas mur ke arah pengencangan.
- Untuk melepas baut tanam, putar bagian dasar mur ke arah pengendoran.
mur segi enam
mur cap/bertutup
mur castel
SAMBUNGAN PAKU KELING
PENGERTIAN
Paku keling / rivet adalah salah satu metode penyambungan yang
sederhana. sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan,
ketel, tangki, kapal Dan pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan
dengan paku keling ini juga sangat baik digunakan untuk penyambungan
pelat-pelat alumnium. Pengembangan Penggunaan rivet dewasa ini umumnya
digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran
yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan
tersendiri, masing masing jenis mempunyai kekhususan dalam
penggunaannya.
Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanent dan sulit
untuk melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar
daripada batang paku kelingnya.
1. Kepala
2. Badan
3. Ekor
4. Kepala Lepas
Bahan Paku Keling
Yang biasa digunakan antara lain adalah baja, brass, aluminium, dan
tembaga tergantung jenis sambungan/ beban yang diterima oleh sambungan.
Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought iron.
Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints apply : copper (+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll
PENGGUNAAN PAKU KELING
Pemakaian paku keling ini digunakan untuk :
1. Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler ( boiler, tangki dan pipa-pipa tekanan tinggi ).
2. Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane).
3. Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa tekanan).
4. Sambungan pengikat, untuk penutup chasis ( misalnya ; pesawat terbang, kapal).
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN
a. Keuntungan
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan yaitu :
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan yaitu :
- Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu banyak dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis.
- Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
- Pemeriksaannya lebih mudah
- Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling tersebut
b. Kelemahan
- Hanya satu kelemahan bahwa ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang paku kelingnya di samping kemungkinan terjadi karat di sekeliling lubang tadi selama paku keling dipasang. Adapun pemasangan paku keling bisa dilakukan dengan tenaga manusia, tenaga mesin dan bisa dengan peledak (dinamit) khususnya untuk jenis-jenis yang besar.
- Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll
JENIS PEMBEBANAN DALAM PAKU KELING
Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan yaitu :
Pembebanan Tangensial dan Pembebanan Eksentrik.
a. Pembebanan Tangensial,
Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja terletak pada garis kerja resultannya, sehingga pembebanannya terdistribusi secara merata kesetiap paku keling yang digunakan.
Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja terletak pada garis kerja resultannya, sehingga pembebanannya terdistribusi secara merata kesetiap paku keling yang digunakan.
b. Pembebanan Eksentrik
JENIS KERUSAKAN
Bagian utama paku keling adalah :
- Tearing of the plate at ende : robek pada bagian pinggir dari plat yang dapat terjadi jika margin (m) kurang dari 1.5 d, dengan d ialah diameter paku keling.
- Tearing of the plate a cross a row of rivets : robek pada garis sumbu lubang paku keling dan bersilangan dengan garis gaya.
- Shearing of the rivets : kerusakan sambungan paku keling karena beban geser.
TIPE SAMBUNGAN PAKU KELING
A. Berdasarkan Penyambungan Plat
- Lap joint (Sambungan Berimpit) : sambungan yang menempatkan pelat yang akan disambung saling berimpitan dan kedua pelat tersebut disambung dengan paku keling .Pemasangan tipe lap joint biasanya digunakan pada plat yang overlaps satu dengan yang lainnya..
- Butt joint (Sambungan Bilah): sambungan yang menempatkan kedua ujung pelat yang akan disambung saling berdekatan, lalu kedua pelat tersebut ditutup dengan bilah (strap), kemudian masing-masing pelat disambungkan dengan bilah menggunakan paku kelingDigunakan untuk menyambung dua plat utama, dengan menjepit menggunakan 2 plat lain, sebagai penahan (cover), dimana plat penahan ikut dikeling dengan plat utama. Tipe ini meliputi single strap butt joint dan double strap butt joint
B. Berdasarkan Jumlah Baris
- Sambungan baris tunggal (single riveted joint)Pada sambungan berimpit, sambungan baris tunggal adalah sambungan yang menggunakan satu baris paku keeling pada sistem sambungan. Sedangkan pada sambungan bilah, sambungan baris tunggal adalah sambungan yang menggunakan satu baris paku pada masing-masing sisi sambungan.
- Sambungan baris ganda (double riveted lap joint)Pada sambungan berimpit, sambungan baris ganda adalah sambungan yang menggunakan dua baris paku keling pada sistem sambungan. Sedangkan pada sambungan bilah, sambungan baris ganda adalah sambungan yang menggunakan dua baris paku pada masing-masing sisi sambungan
C. Berdasarkan Susunan Paku
- Sambungan Rantai
- Sambungan Zig - Zag
DESAIN TEKNIS KELING
- Pitch: Jarak dari pusat satu keling ke pusat keling lainnya yang sejajar, dinotasikan dengan p.
- Diagonal Pitch: Jarak antara pusat keling pada baris berikutnya dari sambungan keling zig-zag
- Back Pitch: Jarak tegak lurus diantara garis pusat dari baris berikutnya, donotasikan dengan ps.
- Margin: Merupakan jarak antara pusat dari lubang keling dengan tepi dari pelat, notasi m.
PERHITUNGAN DALAM PAKU KELING
Perhitungan Kekuatan
- Area Sobekan per Panjang Pitch
- Ketahanan sobek per panjang pitch
Dimana :
p = pitch dari keling
d = diameter keling
t = ketebalan plat
ft = tegangan tarik yg diijinkan dari bahan plat
Pergeseran Pada Keling
- Area geser per keling / Luas Penampang
- Tegangan Geser
Sehingga
- Diameter paku Keling
- Ketahanan geser keling per panjang pitch
Patah (Crush) Pada Keling
- Area patah per rivet
- Total area patah
- Ketahanan patah keling per panjang pitch
Dimana :
n : jumlah keling per panjang pitch
fc : tegangan patah yg diijinkan bahan keeling
Efisiensi Sambungan Keling
- Strength of The Riveted Joint ( Pt, Ps, Pc )
- Strength of Plate, P = p x t x ft
- Efisiensi Sambungan
Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada kedua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis. Kopling biasanya tidak mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika beroperasi, namun saat ini ada kopling yang memiliki torsi yang dibatasi sehingga dapat slip atau terputus ketika batas torsi dilewati.
Tujuan utama dari kopling adalah menyatukan dua bagian yang dapat berputar. Dengan pemilihan, pemasangan, dan perawatan yang teliti, performa kopling bisa maksimal, kehilangan daya bisa minimum, dan biaya perawatan bisa diperkecil.
Kopling digunakan dalam permesinan untuk berbagai tujuan:Tujuan utama dari kopling adalah menyatukan dua bagian yang dapat berputar. Dengan pemilihan, pemasangan, dan perawatan yang teliti, performa kopling bisa maksimal, kehilangan daya bisa minimum, dan biaya perawatan bisa diperkecil.
- Untuk menghubungkan dua unit poros yang dibuat secara terpisah, seperti poros motor dengan roda atau poros generator dengan mesin. Kopling mampu memisahkan dan menyambung dua poros untuk kebutuhan perbaikan dan penggantian komponen.
- Untuk mendapatkan fleksibilitas mekanis, terutama pada dua poros yang tidak berada pada satu aksis.
- Untuk mengurangi beban kejut ( shock load ) dari satu poros ke poros yang lain.
- Untuk menghindari beban kerja berlebih.
- Untuk mengurangi karakteristik getaran dari dua poros yang berputar.
Kopling kaku adalah unit kopling yang menyatukan dua jenis poros yang tidak mengizinkan terjadinya perubahan posisi kedua poros atau terlepas, disengaja atau tidak disengaja, ketika beroperasi. Kopling kaku merupakan pilihan yang tepat ketika kedua poros ingin dihubungkan dengan pengaturan posisi yang stabil dan presisi. Kopling ini merupakan kopling dengan usia pakai yang paling tinggi selama batasan torsi, RPM, dan beban dari poros dan kopling tidak dilampaui
KOPLING FLEKSIBEL
Kopling fleksibel digunakan ketika kedua poros ada sedikit perubahan posisi secara aksial, radial, maupun angular ketika mesin beroperasi. Beberapa jenis kopling fleksibel yaitu
- Beam
- Kopling CV (constant-velocity)
- Diafragma
- Disc coupling
- Fluid coupling
- Kopling roda gigi (gear coupling)
- Hirth joint
- Oldham
- Rag joint
- Universal joint
Gear coupling adalah kopling yang mentransmisikan daya antara dua poros yang tidak berada dalam satu garis. Kedua poros dihubungkan dengan poros ketiga di dalam kopling yang disebut sebagai spindle.
Kopling CV adalah kopling yang memungkinkan untuk mentransmisikan daya pada sudut yang bervariasi dan pada kecepatan putar yang konstan. Kopling jenis ini biasa digunakan pada mobil front wheel drive dan all wheel drive.
Universal joint adalah jenis kopling dalam bentuk dua batangan kaku yang memungkinkan terjadinya pembelokan arah transmisi daya dari sumber daya. Uniersal joint terdiri dari sepasang hinge yang berdekatan dan dihubungkan dengan cross shaft. Universal joint, walau dapat mentransmisikan daya yang tidak segaris, namun memiliki kekurangan, yaitu dapat memberikan output RPM yang tidak konstan walau input RPM konstan. Hal itu bisa menyebabkan getaran dan keausan pada komponen mesin.
Roda gigi
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah satu kasusnya adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan gaya rotasi
Jenis-jenis roda gigi
Spur adalah roda gigi yang paling sederhana, yang terdiri dari silinder atau piringan dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial. Ujung dari gigi-giginya lurus dan tersusun paralel terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini hanya bisa dihubungkan secara paralelRoda gigi dalam (atau roda gigi internal, internal gear) adalah roda gigi yang gigi-giginya terletak di bagian dalam dari silinder roda gigi. Berbeda dengan roda gigi eksternal yang memiliki gigi-gigi di luar silindernya. Roda gigi internal tidak mengubah arah putaran
Roda gigi helix adalah penyempurnaan dari spur. Ujung-ujung dari
gigi-giginya tidak paralel terhadap aksis rotasi, melainkan tersusun miring
pada derajat tertentu. Karena giginya bersudut, maka menyebabkan roda gigi
terlihat seperti [[heliks]
Roda gigi heliks ganda (double helical gear) atau roda gigi herringbone muncul karena masalah dorongan aksial (axial thrust) dari roda gigi heliks tunggal. Double helical gear
memuliki dua pasang gigi yang berbentuk V sehingga seolah-olah ada dua
roda gigi heliks yang disatukan. Hal ini akan menyebabkan dorongan
aksial saling meniadakan. Roda gigi heliks ganda lebih sulit untuk
dibuat karena kerumitan bentuknya. Roda gigi bevel (bevel gear) berbentuk seperti kerucut terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk di permukaannya. Ketika dua roda gigi bevel mersinggungan, titik ujung kerucut yang imajiner akan berada pada satu titik, dan aksis poros akan saling berpotongan. Sudut antara kedua roda gigi bevel bisa berapa saja kecuali 0 dan 180.
Roda gigi bevel dapat berbentuk lurus seperti spur atau spiral seperti roda gigi heliks. Keuntungan dan kerugiannya sama seperti perbandingan antara spur dan roda gigi heliks Roda gigi cacing (worm gear) menyerupai screw berbentuk batang yang dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu cara termudah untuk mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang rendah. Biasanya, pasangan roda gigi spur atau heliks memiliki rasio maksimum 10:1, sedangkan rasio roda gigi cacing mampu mencapai 500:1. Kerugian dari roda gigi cacing adalah adanya gesekan yang menjadikan roda gigi cacing memiliki efisiensi yang rendah sehingga membutuhkan pelumasan
Pasangan roda gigi pinion terdiri dari roda gigi, yang disebut pinion, dan batang bergerigi yang disebut sebagai rack. Perpaduan rack dan pinion menghasilkan mekanisme transmisi torsi yang berbeda; torsi ditransmisikan dari gaya putar ke gaya translasi atau sebaliknya. Ketika pinion berputar, rack akan bergerak lurus. Mekanisme ini digunakan pada beberapa jenis kendaraan untuk mengubah rotasi dari setir kendaraan menjadi pergerakan ke kanan dan ke kiri dari rack sehingga roda berubah arah
belt
Belt digunakan untuk menghubungkan dua buah pully yang dipasang pada dua buah poros yang sejajar
Pemasangan belt pada pully tidak boleh miring karena dapat mempercepat ausnya belt. Kedua pully harus sejajar, seperti ditunjukan pada Gambar 2.3.1. Kelebihan menggunakan belt adalah suara cukup halus, mudah memasangnya, tanpa perawatan dengan memberi pelumas, dan awet.
Umumnya V-belt yang digunakan pada mesin. Semakin kencang pemasangan V-belt semakin kuat cengkraman belt pada pully, sehingga tidak selip. Gambar 2.3.2 (a) pemilihan ukuran v-belt yang salah, sedang gambar (b) adalah pemilihan yang benar.
RANTAI
Fungsi rantai sama dengan belt yaitu menghubungkan dan memutar dua buah
poros yang berjauhan melalui roda gigi. Rantai terbuat dari bahan baja karbon
sedang yang keras dan tahan aus. Rantai ada yang tunggal dan ada yang ganda
bahkan multi. Umumnya rantai ini dipakai untuk memutar poros yang berjauhan
yang ada dalam mesin. Rantai perlu pelumasan dengan oli atau vaselin. Rantai
ini cukup awet tetapi suaranya berisik jika putarannya tinggi dan tidak
tertutup. Lebih baik rantai ini dipasang dalam mesin seperti pada mesin mobil
untuk menggerakan perangkat katup.
Rantai juga perlu distel kelonggarannya seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.4.1. Pemasa-ngan rantai yang terlalu kencang menyebabkan roda gigi akan cepat aus dan beban menjadi berat. Jika rantai terlalu longgar dapat menyebabkan keluar dari roda giginya (terlepas), hal itu berbahaya dapat merusak komponen yang lain
Gambar 2.4.3 Prosedur pemeriksaan rantai: (1) rantai dalam kondisi terpasang pada roda gigi, (2) ujung roda gigi belum nampak runcing, (3) Rantai masih dapat dikencangkan, (4) jika dijalankan rantai tidak berisik, (5) roler rantai belum kocak pada porosnya, (6) ukuran alur roda gigi masih sesuai dengan roler rantai. Jika ada salah satu yang tidak sesuai, maka keduanya harus diganti.
TUGAS KE2
kerjakan latihan soal berikut
- Jelaskan fungsi dari poros secara umum?
- Mengapa bearing harus dilumasi dan bagaimana cara kerjanya?
- Jelaskan fungsi rantai pada mesin.
- Jelaskan kelebihan dari pemakaian belt pada pemindahan tenaga putar.
- Jelaskan, mengapa pemakaian rantai pada mesin harus dilumasi, sedangkan belt tidak boleh dilumasi?
- Jelaskan cara kerja kopling gesek.
- Jelaskan cara pemeliharaan roda gigi.
- Jelaskan jenis kerusakan apa saja yang mungkin terjadi pada roda gigi
- Sebutkan tanda-tandanya belt yang rusak dan harus diganti
- Sebutkan tanda-tanda rantai yang telah aus.